BERBAGAI cara dapat dilakukan oleh madrasah/sekolah untuk mendidik siswa agar berkarakter. Satu diantaranya mengajarkan siswa untuk memiliki rasa kepedulian terhadap sesamanya. Seperti yang dilakukan siswa Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif NU 1 Pasir Wetan, Karanglewas, Banyumas, Jawa Tengah dengan menggalang dana untuk membantu korban tsunami Banten, Rabu (2/1) di lingkungan setempat.
Awalnya ide penggalangan dana muncul dari siswa dan didukung oleh segenap guru. Mengingat begitu dahsyatnya terjangan tsunami di Selat Sunda itu sangat memprihatinkan. Sehingga siswa dan guru berinisiatif mengumpulkan dana untuk disumbangkan kepada korban.
Kepala MI Ma’arif NU 1 Pasir Wetan, Hendra Yulianto, mengatakan kegiatan kemanusiaan ini untuk menumbuhkan rasa empati siswa kepada sesamanya. Siswa mendapat pengalaman secara langsung untuk membiasakan sikap peduli dalam kehidupan.
“Setelah mengumpulkan dana, perwakilan siswa diajak menyerahkan bantuan secara langsung kepada Lembaga Zakat, Infak dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LazisNU) Kabupaten Banyumas. Dibawah pendampingan dari guru, siswa ditunjukkan cara untuk memberikan bantuan melalui lembaga kemanusiaan itu,” terang Hendra.
Lebih lanjut Hendra menjelaskan kegiatan ini sebagai langkah penanaman nilai kepada siswa agar memiliki pengetahuan pentingnya kewajiban memberikan sebagian hartanya kepada orang yang membutuhkan.
“Perwakilan siswa dibekali secara singkat tentang tata cara menyetorkan zakat, infak dan shadaqah. Penyerahan bantuan langsung diterima langsung oleh Ketua LazisNU Kabupaten Banyumas,” papar pria yang juga alumnus Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Purwokerto itu.
Terpisah, Ketua Pengurus Cabang Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Kabupaten Banyumas, Fauzi menyampaikan terus mendukung program-program insidental kemanusiaan yang diinisiasi sekolah/madrasah. Untuk memberikan bantuan semampunya kepada para korban bencana alam yang sangat membutuhkan.
“Program kemanusiaan ini mendorong siswa untuk selalu tanggap dan peduli terhadap sesama. Harapannya dapat dikembangkan oleh sekolah/madrasah lain sesuai dengan situasi dan kemampuan masing-masing,” papar pria yang juga Wakil Dekan I FTIK IAIN Purwokerto itu. (Musmuallim Ma’arif)